[Malang, 14 Mei 2018] Lembaga Otonom Pers Mahasiswa MANIFEST Fakultas Hukum, Universitas Brawijaya mengadakan Seminar & Workshop Antisipasi Hoax serta Penawarnya melalui Literasi Media Sosial oleh ketiga narasumber yaitu Eko Widianto (Aliansi Jurnalis Indonesia), Eko Sasmito, S.H., M.H. (Ketua KPU Jombang Jawa Timur) dan Ngesti D. Prasetyo, S.H., M.Hum. (Dosen Ahli Hukum Tata Negara dan Pengamat Politik) masing-masing memberikan paparannya sesuai dengan fokus pada tema yang diangkat pada acara seminar ini. Paparan pertama oleh Eko Widianto selaku ketua AJI beliau menyampaikan terkait isu-isu Hoax kekinian melalui media massa dan media sosial sebagai medan perang di era digital melalui internet. Beliau menyampaikan ciri khas perbedaan antara Pers/Massa dan Media Sosial yaitu keduanya memiliki perbedaan pada hasil/outputnya yang diberikan pers memiliki output berita yang mematuhi kode etik dan perilaku pers dari hasil karya jurnalistik sedangkan media sosial output yang dihasilkan berupa sebuah informasi yang harus di olah dan dimodifikasi dan produksinya dapat dilakukan oleh komunitas manapun, sedangkan media pers hanya dilakukan oleh yang memiliki kompetensi jurnalis. Media mainstream menggunakan bahasa media sosial dengan mengkombinasikan Hoax dan Kejahatan Siber dalam menenenggelamkan fakta. Terdapat tiga jenis berita yang sedang bermasalah salahsatunya:
- Berita abal-abal
- Berita Buzzer
- Berita Hoax
Adapun ciri media penyebar hoax antara lain:
- Judul bersifat provokatid, bombastis antara judul dengan isi tidak relevan
- Media penyebar hoax meniru media-media besar
- Dokumentasi tidak sesuai dengan isi berita yang disampaikan
- Cenderung berisi opini, dan sumber yang tidak jelas
- Terdapat banyak iklan-iklan yang di publish
- Tidak adanya penanggung jawab dan alamat redaksi dari informasi yang disampaikan
Upaya dan usaha untuk menanggulangi hoax ini dapat dilakukan melalui http://cekfakta.com atau https://turnbackhoax.id